• Hakikat Harta

    Hakikat Harta

    Istilah harta sudah tidak asing lagi di telinga kita sebagai penduduk bangsa Indonesia. Bagi sebagian orang ada yang mengartikan harta sebagai barang yang terlihat seperti rumah, emas, motor, mobil, tanah dan tabungan yang banyak.

    Dari Abu Hurairah ra Baginda Rasulullah Muhammad saw bersabda : "Seorang hamba berkata: 'hartaku, hartaku.' Padahal hartanya yang sesungguhnya hanya tiga macam:
    • Apa yang ia makan kemudian habis
    • Apa yang dia pakai lalu rusak 
    • Apa yang di sedekahkan lalu terimpan (untuk akhirat)
    Selain ketiga macam itu lenyap atau di tainggalkan (di wariskan) bagi orang lain." (HR. Muslim)

    Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa di tegaskan bahwa semua harta baik berupa rumah, tanah, kebun, mobil, emas, berilian dan tabungan pada hakikatnya bukanlah milik kita, itu semua hanyalah titipan Allah yang harus di gunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntutan agama. 

    Apa yang kita makan dan minum akan habis akan menjadi daging dan kotoran. Mau makanan dari restauran mahal ataupun di rumah makan biasa, semuanya sama hanya terasa nikmat saat di makan saja, dan ujungnya hanya akan menjadi sebokah kotoran ketika buang air.

    Apa yang kita gunakan seperti mobil, rumah, kamera, handphone akan rusak, lapuk bahakan hilang sekalipun. Dan yang abadi adalah yang disedekahkan kemudian akan di panen di akhirat.

    Diluar itu semua akan menjadi warisan bagi ahli waris dan anak dan cucu kita, yang bisa juga menjadi bahan pertikaian. Semua itu tergantung kadar keimanan ahli waris kelak. Sudah banyak kita dengar ahli waris bertikai merebutkan harta warisan dari orang tuanya, bahkan sampai memutuskan tali silaturrahim. Harta yang kita sedekahkan itulah harta yang sebenarnya.

    Ada ungkapan "Untuk apa kerja keras siang malam banting tulang cari harta, percuma tidak akan di bawa mati juga." Ungkapan ini tidak salah, memang berupa rumah, emas, motor, mobil, tanah emas dan tabungan yang banyak tidak akan kita bawa saat meninggalkan dunia.

    Tapi sebaliknya harta yang di titipkan Allah kepada kita, bisa kita bawa mati dengan cara menitipkan untuk menyantuni fakir miskin, anak yatim, membangun masjid atau untuk membantu saudara yang rajin ibadah. Semua harta yang kita titip ini, insyaaAllah akan kita ambil kembali dalam bentuk pahala di akhirat nanti.

    Sebaiknya, mulai sekarang sebaiknya kita jangan membawa sendiri harta yang di titipkan Allah kepada kita. Mintalah tolong kepada fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang berjuang di jalanNya, untuk ikut membawanya, karena anak dan keluarga kita hanya memberikan kain kafan putih untuk membungkus jasad kita dan anak yang soleh yang mendoakan kita ketika kita sudah meninggal dunia.

    Kesalahan terbesar yang membuat orang tidak mau berinfak karena menganggap harta yang di tangannya adalah miliknya. Dia lupa bahwa harta itu hanya titipan Allah untuk sementara waktu. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman,: "Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang di bumi." (QS.Al-Baqarah:284)

    Referensi : Buku Cerdas Uang Zaman Sekarang
  • 0 Post a Comment:

    Post a Comment

    Categories

    Credits

    Design by - Blogger Templates

    Main Tags

    About Us

    Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's.

    Updates

    {getWidget} $results={3} $label={recent} $type={list2}

    JSON Variables

    Comments

    {getWidget} $results={3} $label={comments} $type={list1}